MAKALAH
MASLAHAT AL-MURSALAH
Dosen Pengempu :
Sumanto, M.Pd.I
Disusun oleh :
Nama : Firmasyah
Nama : Rizki Amelia
Semester : 1
SEKOLAH TINGGI ILMU
TARBIYAH
AL-AZHAR DINIYYAH
JAMBI 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya
sehingga kami dapat menyelesaikan pengerjaan makalah yang berjudul ”Manusia,AgamadanIslam”.
Makalah ini diajukan guna memenuh itu gas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Pada kesempatan
ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Jambi,22 September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1
B.Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C.Tujuan
Penulisan Makalah
...................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan Makalah ...............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A.Landasan Teori ....................................................................................................................4
B.Pembahasan........................................................................................................................5-7
BAB III PENUTUPAN
A.Kesimpulan ........................................................................................................................8
B.Saran ..................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia, Agama
dan Islam merupakan masalah yang sangat penting, karena ketiganya mempunyai
pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang tetap beriman
kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan
agama-agama samawi (agama yang datang dari langit ataua gama wahyu).
Agama
merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan menumbuhkan
ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara manusia dari penyimpangan,
kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan agama akan
membuat hati manusia menjadi jernih halus dan suci. Disamping itu, agama juga
merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim dalam menghadapi
berbagai aliran sesat.
Agama juga mempunyai peranan penting dalam
pembinaan akidah dan akhlak dan juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan
masyarakat yang individu-individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta
kasih dan tolong menolong.
Islam dengan
berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang melaksanakan
hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,kami
merumuskan masalah sebagai berikut.
1.
Apakah keberagamaan merupakan kebutuhan fitri?
2.
Mengapa manusia perlu memeluk agama ?
3.
Mengapa islam merupakan agama yang sesuai
dengan fitrah kemanusiaan ?
4.
Bagaimana islam sebagai agama yang lurus ?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas,makalah
ini disusun dengan tujuan untuk :
1.
Memahami bahwa keberagamaan merupakan kebutuhan
fitri
2.
Menjelaskan sebab-sebab manusia perlu memeluk
agama
3.
Menguraikan mengapa Islam merupakan agama yang
sesuai dengan fitrah kemanusiaan
4.
Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang lurus
D.
Manfaat Penulisan makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan
manfaat kepada pembaca tentang Manusia, Agama dan
Islam. Semoga memberikan manfaat bagi penulis sendiri.
BAB II
PEMBAHASAAN
A.
LandasanTeori
1.
Pengertian Manusia
Manusia
atau orang dapat diartikan
berbeda-beda menurut biologis,rohani dan istilah kebudayaan, atau secara campuran .Secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai Homosapiens (BahasaLatin untuk manusia) sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.Dalam hal kerohanian,
mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi dimana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan
ketuhanan atau makhluk hidup.
Menurut
agama Islam itu sendiri ,manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang
paling mulia diantara makhluk ciptaan-Nyayang lain,yang dipercaya untuk menjadi
khalifah dimukabumi. DalamAl-qur’an,ada tiga kata yang digunakan untuk
menunjukan kepada manusia. Kata yang digunakan adalah basyar, insane atau
nasdanbani Adam. Kata basyar diambil dari kata yang berarti` penampakan sesuatu
dengan baik dan indah’ .Dari kata basyarah yang artinya` kulit’ .Jadi, manusia
disebut dengan basyar karena kulit nyata memperjelaskan dan berbeda dengan
kulit binatang. Manusia secara bahasa disebut juga insane yang dalam bahasa
arabnya, yang berasal dari kata nasi yang berarti lupa dan jika dilihat dari
kata dasar al-uns yang berarti jinak . Kata insane dipakai untuk menyebut
manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jika artinya manusia selalu
menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya.
2.
Pengertian Agama
Agama menurut bahasa sansekerta, agama berarti
tidak kacau (a=tidak gama=kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan
hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Didunia baratter dapat
suatu istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu: religi, religie,
religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan atau
mati-matian ,perbuatan ini berupa usaha atau
sejenis per ibadatan yang
dilakukan secara berulang
ulang.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah system yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan nya.
Istilah lain
bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang berarti: hukum,
perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan dan pembalasan.
Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa “addiin” merupakan pengabdian dan
penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara
dan tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaat anter sebut
(Moh.Syafaat,1965).
Dan secara
umum, Agama adalah suatu system ajaran tentang Tuhan, dimana penganut-penganut
nya melakukan tindakan-tindakan ritual, moral atau social atas dasar aturan-aturan-Nya.Oleh
karena itu suatu agama mencakup aspek-aspek sebagai berikut,
a.
Aspek kredial, yaitu ajaran tentang
doktrin-doktrin ketuhanan yang harus diyakini.
b.
Aspekritual, yaitu tentang tata cara
berhubungan dengan Tuhan, untuk minta perlindungan dan pertolongan-Nya atau
untuk menunjuk kan kesetiaan dan penghambaan
c.
Aspek moral ,yaitu ajaran tentang aturan
berperilaku dan bertindak yang benar dan baik bagi individu dalam kehidupan.
d.
Aspeksosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup
bermasyarakat.
Asal-usul terbentuk dan berkembangnya suatu
agama dapat dikategorikan kedalam tiga jenis , yaitu:
a. Agama yang muncul dan berkembang dari perkembangan
budaya suatu masyarakat disebut dengan Agama Budaya atau Agama Bumi (dalam bahasa Arab disebut
Ardli) , seperti Hindu, Shinto, atau agama-agama primitive dan tradisional.
b. Agama yang
disampaikan oleh orang-orang yang mengaku mendapat wahyu dari Tuhan disebut
agama wahyu atau agama langit( dalam bahasa Arab langit disebut samawi)
,seperti Yahudi, Nasrani danI slam.
c. Agama
yang berkembang dari pemikiran seorang
filosof besar.
Dia memiliki pemikiran-pemikiran yang
mengagumkan tentang konsep-konsep kehidupan sehingga banyak orang yang
mengikuti pandangan hidup nya dan kemudian
Melembaga sehingga menjadi kepercayaan dan
ideology bersama suatu masyarakat. Agama semacam ini dinamakan sebagai agama
filsafat, seperti Konfusianisme (Konghucu), Taoisme, Zoroaster atau Budha.
3.
Pengertian Islam
Islam secara etimologis (lughawy) berasal dari
tiga akar kata salam yang artinya damai atau kedamaian, salamah yang artinya
keselamatan, aslama yang artinya berserah diri atau tunduk patuh. Sementara
agama Islam dapat di definisikan sebagai suatu system ajaran ketuhanan yang
berasal dari Allah swt, yang diturunkan kepada ummat manusia dengan wahyu
melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Sebagai pedoman hidup manusia di dunia
yang berisi peraturan perintah dan larangan agar manusia memperoleh kebahagaian
di dunia dan di akhirat kelak.
Manusia sebagai Kebutuhan Fitri Manusia terdiri
dari dimensi fisik dan non fisik. Dimensi non fisik, yaitu jiwa (psyche),
fikiran (ratio), dan rasa (sense). Rasa yang dimaksud adalah kesadaran manusia
akan kepatuhan (senseofethic), keindahan (senseofaesthetic), dan kebertuhanan
(senseoftheistic). Rasa kebertuhanan (senseoftheistic) adalah perasaan pada
diri seseorang yang menimbulkan keyakinan akan adanya sesuatu yang maha kuasa
di luar dirinya (transcendence) yang menentukan segala nasib yang ada.
Keyakinan akan adanya Tuhan di capai oleh manusia melalui tiga pendekatan,
yaitu:
a. Material experien ceofhumanity. Membuktikan
adanya Tuhan melalui kajian terhadap fenomena alam semesta.
b. Inner experien ceofhumanity. Membuktikan
adanya Tuhan melalui kesadaran bathiniyyah dirinya.
c. Spiritual experien ceofhumanity. Membuktikan
Tuhan di dasarkan pada wahyu yang di turunkan oleh Tuhan melalui Rasul-Nya.
Sebab-sebab manusia perlu memeluk agama Manusia
perlu memelukan agama sebab di samping manusia memiliki berbagai kesempurnaan,
manusia juga memiliki kekurangan. Hal ini antara lain di gunakan oleh kata
Al-Nafs menurut Quraish Shihab. Bahwa dalam pandangan Al-Qur’an Nafs di
ciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong
manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia
inilah yang oleh Al-Qur’an dianjurkan untuk di beri perhatian lebih besar.
Sebagai mana firman Allah swt. Yang berbunyi:
ﻓﺠﻮﺮﻫﺎﻮﺗﻗﻭﻫﺎﻓﺎﻟﻬﻣﻬﺎﻮﻣﺎﺴﻭﻫﺎﻮﻧﻓﺲArtinya: “Demina serta demi penyempurna ciptaan,
Allah mengilhamkan kepadanya kefasikan dan ketaqwaan”. (QS.Al-Syams:78) Faktor
lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam
kehidupanya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari
luar maupun yang datang dari dalam. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa
nafsu dan bisikan setan.
Sedangkan yang datang dari luar dapat berupa
rekayasa dan upaya-upaya yang di lakukan manusia yang secara sengaja berupa
ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela mengeluar kabiaya,
tenaga dan fikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang
di dalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari Tuhan. Allah berfirman
dalam Al-Qr’ an SuratAl-Anfal: 36 Yang artinya: “sesungguh ya orang-orang yang
kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah”.
(QS.Al-Anfal:36)
Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya
yang tidak sedikit untuk mereka gunakan agar orang-orang mengikuti
keinginannya. Barbagai bentuk budaya, hiburan, obat-obat terlarang dan lain
sebaginya di buat dengan sengaja. Untuk itu, upaya membatasi dan membentengi
manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat menjalankan agama
Godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat
ini meningkat, sehingga uapaya mengagamakan masyarakat menjadi penting
Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah
kemanusian Islam adalah suatu system ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah
SWT, di turunkan kepada ummat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi
Muhammad saw. Sebagai agama yang datang dari Tuhan yang menciptakan manusia
sudah tentua jaran Islam akan selaras dengan fitrah kejadian manusia. Fitrah
dalam arti pembawaan asal manusia secara umum sejak kelahiran (bahkan sejak
awal penciptaan) dengan segala karakteristiknya yang masih bersifat potensial
atau masih berupa kekuatan tersembunyi yang masih perlu di kembangkan dan di
arahkan oleh ikhtiar manusia baik fitrah yang berkaitan dengan dimensifisik
atau non fisik, yaitu akal, nafsu, perasaan dan kesadaran (qalb) dan ruh.
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah
keagamaan tersebut buat pertamakali ditegaskan dalam ajaran Islam. Yakni bahwa
agama adalah kebutuhan fitrah manusia sebelumnya. Manusia belum mengenal
kenyataaan ini. Baru masa ini, muncul beberapa orang yang menyerukan dan
mempopulerkannya dalam keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang
melatarbelakangi perlunya manusia memeluk agama. Sebagai mana firman Allah yang
berbunyi:
ﻓﺄﻗﻢﻭﺠﻬﻚﻠﻠﺪﻳﻦﺣﻧﻳﺎﻓﻄﺭﺓﺍﻟﻟﻪﺍﻟﺗﻰﻓﻄﺮﺍﻟﻧﺎﺲﻋﻠﻳﻬﺎ
Artinya: “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
sesuai dngan fitrah itu”. (QS.Ar-Rum:30). Adanya potensi fitrah agama yang
terdapat pada manusia tersebut dapat pula di analisis melalui istilah Ihsan
yang di gunakan Al-Qur’ an untuk menunjukan manusia.
Mengacu kepada informasi yang di berikan
Al-Qur’an, Musa Asy’ ari sampai pada suatu kesimpulan, bahwa manusia Ihsan
adalah manusia yang menerima pelajaran dari tuhan tentang apa yang tidak
diketahuinya. Melalui uraian tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa dalam
diri manusia sudah terdapat potensi untuk beragama. Potensi beragama ini
memerlukan pembinaan, pengarahan, dan seterusnya dengan mengenal agama
kepadanya. Dengan arahan ajaran Islam, fitrah kemanusia anakan membawa manusia
ke arah kebaikan dan ke selamatan baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Islam Sebagai Agama yang Lurus Islam merupakan
agama yang lurus karena islam sebagai hidayah (petunjuk) dalam kehidupan umat
manusia sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 38) “Nanti akan Aku
berikan kepadamu petunjuk (dalam menempuh kehidupan). Barang siapa yang mengikuti
petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak akan di timpa rasa khawatir dan
takut (dalam kehidupan) dan tidak akan bersedih hati ”. (Q.SAl-Baqarah:38)
Hidayah Allah untuk manusia Hidayah secara
istilah Islam berarti ‘Petunjuk yang di berikan oleh Allah pada makhluk hidup
agar mereka sanggup menghadapi tantangan kehidupan dan menemukan solusi
(pemecahan)‘ bagi persoalan hidup yang di hadapinya’. Oleh karena itu hidayah
merupakan alat bantu yang di berikan oleh Allah kepada makhluk hidup untuk
mempermudah menjalani kehidupannya
Ada 4 tingkat hidayah yang di berikan oleh
Allah swt. Kepada manusia, yaitu:
1) Hidayah ghariziyah (bersifat instinktif),
yaitu petunjuk untuk kehidupan yang di berikan oleh Allah swt. Bersamaan dengan
kelahiran berupa kemampuan untuk menghadapi kehidupan, sehingga sanggup untuk
bertahapan hidup (fungsi survival).
2) Hidayah hissiyyah (bersifat indrawi), yaitu
petunjuk berupa kemampuan indera dalam menangkap citra lingkungan hidup,
sehingga ia dapat menentukan lingkungan mana yang sesuai dengannya sehingga
menemukan kenyamanan dalam menjalani kehidupan secara fisikal (fungsi adaptif).
3) Hidayah aqliyyah (bersifat intelektual)
yaitu
petunjuk yang di berikan oleh Allah swt. Berupa kemampuan berfikir dan menalar,
yaitu mengolah segala informasi yang di tangkap melalui indera. Dengan
kemampuan ini manusia memiliki kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan
sehingga dapat memanipulasi dan mereka yang
salingkungan untuk menciptakan kemudahan, kesejahteraan dan kenyamanan
hidupnya (fungsi developmental atau pengembangan hidup).
4) Hidayah diniyyah (berupa ajaran agama)
yaitu
petunjuk yang di berikan Allah swt. Kepada manusia berupa ajaran-ajaran praktis
untuk di terapkan dalam meniti kehidupan secara individual dan menata kehidupan
secara komunal, bersama-sama orang lain, sehingga manusia mendapatkan
kebahagiaan dan kenikmatan hakiki dan ketenangan batin dalam menjalani
kehidupannNYA.
Hidayah ketiga dan ke empat ini hanya di
berikan kepada umat manusia dengan kedua jenis hidayah inilah manusia berbeda
dengan makhluk hidup lainnya. Dengan hidayah aqliyyah (kemampuan intelektual),
manusia menjadi berbeda secara signifikan bila di bandingkan dengan binatang
(demikian juga dengan jin dan malaikat). Dan dengan hidayah diniyyah (petunjuk
agama), manusia dapat meningkatkan spirituallitasnya dan mencapai ketingkat
yang lebih tinggi dari malaikat sekali pun.
ISLAM, Satu-satunya hidayah diniyyah. Untuk
membimbing manusia dalam meniti dan menata kehidupan, Allah menurunkan agamanya
sebagai pedoman yang harus dijadikan referensi dalam menetapkan setiap
keputusan, dengan jaminan ia akan terbebas dari segala kebingungan dan
kesesatan. Firman Allah yang terjemahannya: “Nanti akan Aku berikan kepadamu
petunjuk (dalam menempuh kehidupan). Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku
tersebut, niscaya mereka tidak akan di timpa rasa khawatir dan takut (dalam
kehidupan) dan tidak akan bersedih hati”.(Q.SAl-Baqarah:38). Dan Allah swt.
Menegaskan bahwa satu-satunya hidayah yang benar yang Iaridhoi itu adalah agama
islam.“Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah ISLAM”.“ Pada hari ini Aku
lengkapkan bagimu agama mu dan Aku sempurnakann hikmat-Ku kepadamu. Dan Aku
ridhoi Islam sebagai agamamu.
Agama islam, dapat berperan dan berfungsi bagi
manusia yang dapat dikembangkan oleh setiap individu, sebagai berikut:
1. Pemberi makna bagi perbuatan manusia.
2. Alat control bagi perasaan dan emosi.
3. Pengendali bagi hawa nafsu yang terus
berkembang.
4. Pemberi reinfor
cement (dorongan penguat) terhadap kecenderungan berbuat baik pada manusia.
5.Penyeimbang bagi kondisi psikis yang
berkembang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sehingga dapat di simpulkan bahwa agama sangat
di perlukan oleh manusia sebagai pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi
lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Agama Islam adalah agama yang
selalu mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya memahami ayat-ayat
kauniyah (Sunn atu llah) yang terbentang di alam semesta dan
ayat-ayatqur’aniyah yang terdapat dalam Al-Qur’an, menyeimbangkan antara dunia
dan akherat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan
manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan
sempurna dan bahagia.
B.SARAN
Kita sebagai manusia hendaknya berpegang teguh
pada nilai-nilai keagamaan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
Supadie, Didiek, dkk. Pengantar
Studi Islam.2011.(Jakarta: Rajawali Pers).
Al
Quran Terjemahan Ali Imran Penerbit Bintang Indonesia.
Ali
hasan,Islam Membangun
PeradapanDunia,(Jakarta:pustakajaya).1998
Bahi,
Muhammad, Pemikiran Islam dan Perkembangannya.Jakarta:Risalah,1995.
Drs.Hasanuddin. Sejarah kebudayaan islam . 1994.Tohaputra.
Hailkal,
Husain, Sejarah Hidup Muhammad,
(terj).(Jakarta:literaAntarNusa,1992)cet.13
Maulana
Muhammad Ali, Islamologi
( Dinul Islam ) ( Jakarta:
Ikhstiar Baru-vaHouve, Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya
,Jilid I , ( Jakarta :UI Press,1997),hlm 9.
Prof.
Dr. H.M. Syukur, Amin, MA.Pengantar Studi Islam.2010.(Semarang:Pustaka
Nuun).
Tim
Dosen Pendidikan Agama Islam UPI, 2009, Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup, Value
Press, Bandung.
www.google.com
Kata penghubung
dan fungsinya
KATA PENGHUBUNG
/ KONJUNGSI
Kata penghubung
disebut juga konjungsi atau kata sambung. Kata penghubung adalah kata tugas
yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata
penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan
kata penghubung antarkalimat di awal kalimat ( setelah tanda titik, tanda
tanya, dan tanda seru ), adapun kata penghubung antarparagraf letaknya di awal
paragraf.
Macam-macam
kata penghubung dan fungsinya :
- menyatakan gabungan : dan, lagi, lagi pula, serta
- menyatakan pertentangan : tetapi, akan tetapi, melainkan, namun, sedangkan, padahal
- menyatakan waktu : apabila, bilamana, ketika, sebelum, sejak, sesudah
- menyatakan tujuan : supaya, agar, untuk
- menyatakan sebab : sebab, karena
- menyatakan akibat : sehingga, sampai, akibat
- menyatakan syarat : jika, kalau, apabila, asalkan
- menyatakan tak bersyarat : walaupun, meskipun, biarpun
- menyatakan pilihan : atau
- menyatakan perbandingan : seperti, bagai, ibarat, serupa
- menyatakan menguatkan : bahkan, apalagi
- menyatakan rincian : yakni, adalah, yaitu, ialah
- menyatakan penjelas/ penegas : bahwa
- menyatakan urutan : mula-mula, lalu, kemudian
- menyatakan pembatasan : kecuali, selain, asal
- menyatakan penanda contoh : misalnya, umpama, contoh
- menyatakan penanda pengutamaan : yang penting, yang pokok, paling utama, terutama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar