Kamis, 25 Oktober 2018

MAKALAH AYAT TARBAWI HUBUNGAN GURU DAN MURID


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril. Al-Qur’an berisi berbagai aspek kehidupan manusia. Al-Qur’an merupakan pedoman dan petunjuk bagi umat islam dalam segala bidang. Salah satunya adalah bidang Pendidikan. Pendidikan identik dengan kata Pendidik. Karena Pendidik adalah salah satu orang yang melaksanakan pendidikan.
Diantara Surah-surah dalam Al-Qur’an yang mengkaji tentang Pendidik adalah Surah Ar-Rahman ayat 1- 4, An-Najm ayat 5-6, An-Nahl ayat 43-44, dan Al-Kahfi ayat 66. Untuk memahami ayat-ayat tersebut diperlukan adanya penafsiran, sebab dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an tidak dapat dipahami secara tekstual normatif saja, namun dengan kontekstual aplikatif agar apa yang kita kaji sesuai dengan pesan yang disampaikan didalam Al-Qur’an.
Ayat-ayat tersebut akan kita kaji didalam pembahasan makalah ini dan disesuaikan dengan fenomena-fenomena pendidik dalam dunia pendidikan islam. Ayat-ayat tersebut sebagai tolak ukur pendidik sekarang dengan pendidik yang termaktub didalam ayat-ayat tersebut.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlunya kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana penjelasan Q.S Ar-Rahman ayat 1-4 ?
2.      Bagaimana penjelasan Q.S An-Najm ayat 5-6 ?
3.      Bagaimana penjelasan Q.S An-Nahl ayat 43-44 ?
4.      Bagaimana penjelasan Q.S Al-Kahfi ayat 66 ?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Surah Ar-Rahman ayat 1-4
Ar-Rahman terdiri dari 78 ayat, termasuk kelompok surah Madaniyah, diturunkan sesudah surah Ar-Ra’d. Dinamakan Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah), dimbil dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Alla. Sebagian besar dari isi surah ini menerangkan kemurahan Allah kepada hamba-hambanya, dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga kepada mereka baik di dunia maupun di akhirat.
a.      Ayat 1-4
الرَّحْمَنُ (١) عَلَّمَ الْقُرْآنَ (٢) خَلَقَ الإنْسَانَ (٣) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (٤)
Artinya :
1. (tuhan) yang Maha pemurah,
2. yang telah mengajarkan Al Quran.
3. Dia menciptakan manusia.
4. mengajarnya pandai berbicara.
Pada terakhir surah Al-Qamar dinyatakan bahwa orang yang bertakwa akan hidup didalam surga disisi Allah yang maha kuasa. Pada ayat-ayat berikut dijelaskan tentang Allah yang Maha Mengasihi hamba-hambanya dengan berbagai nikmat.
b.      Asbabun Nuzul
Dalam Q.S Ar-Rahman ayat 1-4 tidak terdapat asbabun nuzul.
c.       Tafsir
(1-2) Kata Ar-Rahman adalah Allah yang mencurahkan rahmat kepada seluruh makhluknya dalam kehidupan di dunia baik manusia, jin, yang taat maupun yang durhaka, malaikat, binatang, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Itulah rahmat Allah secara umum.
Kemudian Allah melimpahkan rahmat dan nikmatnya yang teragung yaitu mengajarkan Al-Qur’an kepada nabi Muhammad yang selanjutnya diajarkan kepada umatnya. Karena dengan mengikuti ajaran Al-Qur’an manusia akan berbahagia di dunia dan akhirat, dengan berpeganng teguh pada petunjuk-petunjuk-Nya. Hal ini dinyatakan dalam ayat kedua “Dialah yang telah mengajarkan Al-Qur’an”.[2]
Ayat ini turun sebagai bantahan bagi penduduk Mekah yang mengatakan:
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ ۗ
Sesungguhnya Al-Qur’an itu hanya diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad). (An-Nahl/16: 103)[3]
Al-Qur’an adalah firman-firman Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada nabi Muhammad dengan lafal dan maknanya sebagai ibadah bagi siapa yang membacanya dan menjadi bukti kebenaran mukjizat nabi Muhammad.
(3-4) Pada ayat ini Allah menyebut nikmatnya yang lain yaitu penciptaan manusia. Sesudah Allah menyatakan nikmat mengajarkan Al-Qur’an pada ayat sebelumnya maka pada ayat ini Allah menciptakan jenis makhluknya yang terbaik yaitu manusia yang dapat berpikir dan berbicara apa yang terungkap dalam hati dan pikirannya. Itulah mengapa Al-Qur’an bisa diajarkan kepada umat manusia.
d.      Analisa
Dari penjelasan ayat diatas dapat diambil garis besar bahwa tugas pendidik adalah mengamalkan hikmah (ilmunya), sebagai suri tauladan muridnya dalam kehidupan sehari-hari agar sesuai dengan syari’at islam. Dalam pepatah jawa pendidik dikenal dengan sebutan “guru” digugu lan ditiru. Jadi murid akan mengikuti segala perkataan dan perbuatannya. Akan tetapi realitas yang ada guru tidak mencerminkan sebagai suri tauladan, dimana guru hanya sekadar menggugurkan kewajibannya untuk memenuhi presensi terutama guru PNS, tidak bertanggung jawab atas kodratnya. Banyak kasus guru yang berperilaku tidak etis, wajar jika diera modernisasi ini terjadi krisis moralitas bagi anak bangsa.
e.       Aspek Tarbawi
a)      Yatluu ‘alaihim aayaatika (membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu). Artinya, seorang guru dituntut agar dapat menyingkap fenomena kebesaran Allah (sifat ar-rahim) kepada semua makhluknya, sehingga peserta didik dapat memahami dan mengikuti pesan-pesan yang terkandung didalamnya.
b)      Yu’allihim al-kitaab wa al-hikmah, mengajarkan kepada peserta didik pesan-pesan normatif (keimanan, akhlak serta hukum-hukum) untuk kehidupan di dunia dan bekal kehidupan di akhirat.
c)      Yuzakkiihim,pendidik selain sebagai transfer of knowledge juga sebagai transfer of value.Prinsip seorang pendidik dalam mengajar adalah ikhlas, demokrasi, kelembutan, dan kasih sayang.
2.2     Surah An-Najm ayat 5-6
Surah An-Najm terdiri dari 62 ayat, termasuk kelompok surah Makkiyah kecuali ayat 32 yang diturunkan di Madinah. Surah ini diturunkan setelah surah Al-Ikhlas. Nama An-Najm (bintang) diambil dari kata An-Najm pada ayat pertama dari surah ini. Allah SWT. Bersumpah dengan An-Najm (bintang) ialah karena bintang-bintang yang timbul dan tenggelam, sangat besar manfaatnya bagi manusia sebagai pedoman bagi mereka dalam melakukan pelayaran di lautan, dalam perjalanan di padang pasir, untuk menentukan peredaran musim, dan lain-lain sebagainya.
a.      Ayat  5 - 6
عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى (٥) ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى (٦
Terjemahan
5.      Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.
6.      Yang mempunyai akal yang cerdas dan (Jibril itu) Menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa).
b.      Munasabah
Di akhir surah At-Thur memerintahkan Rasulullah untuk bersabar atas sikap keras kepala orang-orang kafir dan musyrik terhadap dakwahnya, jangan bersedih hati sebagaimana Allah berpesan kepada Rasul untuk bertasbih memuji Tuhan, baik dipagi hari maupun waktu malam. Diawal surah An-Najm ini, Allah bersumpah dengan makhluknya yaitu bintang, bahwa Rasul adalah benar tidak melakukan kekeliruan dan Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril.

c.       Asbabun Nuzul
Dalam surah An-Najm ayat 5-6 tidak terdapat asbabun nuzul.
d.      Tafsir
(5) Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa nabi Muhammad SAW (kawan mereka itu/ orang-orang Quraisy) diajari oleh malaikat jibril. Jibril ialah makhluk yang sangat kuat, baik ilmu maupun perbuatannya. Jibril sangat terpercaya perkataannya sebab kecerdasanya yang kuat terhadap tugasnya yang diperintahkan Allah SWT.
Kemudian nabi Muhammad SAW mempelajarinya dan mengamalkannya. Ayat ini merupakan jawaban dari perkataan mereka yang mengatakan bahwa Muhammad SAW itu hanyalah tukang dongeng yang mendongengkan dongeng-dongeng (legenda-legenda)orang-orang dahulu. Dari sini jelas bahwa nabi Muhammad bukan diajari oleh seorang manusia tapi diajari malaikat Jibril yang sangat kuat.
(6) Allah SWT telah menerangkan dalam ayat ini bahwa Jibril itu memiliki kekuatan yang luar biasa. Sebagaimana dalam riwayatnya bahwa ia pernah mencukil negeri kaum Luth yang waktu itu berada dibawah tanah. Lalu memanggulnya pada kedua sayapnya dan diangkatnya negeri itu ke langit kemudian dibalikkan (dijatuhkan kebumi). Ia juga menghembus kaum Samud hingga beterbangan sehingga mereka mati semua. Dan apabila ia turun kebumi hanya membutuhkan waktu sekejap mata serta dapat berubah menjadi manusia.
e.       Analisa
Dari penjelasan diatas dapat diambil garis besar bahwa seorang guru harus cerdas dan kuat dalam perkataan dan perbuatannya, antara keduanya harus sinkron. Jika dibandingkan dengan realitas yang ada tidak semua guru mencerminkan seperti ayat di atas. Aplikasi kesehariannya tidak sesuai dengan apa yang diajarkan. Fenomena tersebut bisa disinergikan dengan guru yang korup terhadap waktu dan tidak disiplin.Guru yang akhlaknya tidak mencerminkan sebagai panutan.
f.       Aspek Tarbawi
a)      Guru harus cerdas dalam mengajar
b)      Guru harus kuat menghadapi anak didiknya
c)      Guru harus konsisten antara ucapan dan perbuatannya
 2.3    Surah An-Nahl Ayat 43-44
Surah ini terdiri dari 128 ayat, ternasuk kelompok surah-surah Makkiyah, kecuali tiga ayat yang terakhir. Ayat-ayat ini turun pada waktu Rasulullah saw kembali dari peperangan Uhud.Surah ini dinamakan an-Nahl yang berarti “lebah” karena didalamnya terdapat firman Allah ayat 68 yang artinya, “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah”.
Lebah adalah makhluk yang sangat berguna bagi manusia. Ada persamaan hakikat anatara madu yang dihasilkan lebah dengan intisari yang terdapat didalam Al-Qur’an. Madu berasal dari sari bunga dan menjadi obat yang telah diturunkan kepada para nabi terdahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Surah ini dinamakan pula surah an-Ni’am yang berarti nikmat-nikmat, karena didalamnya Allah swt menyebutkan beberapa nikmat untuk hamba-hamba-Nya.
a.      Ayat 43-44
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلا رِجَالا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (43) بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنزلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نزلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (44) }.

Terjemahan
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu (Muhammad), kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan[828] jika kamu tidak mengetahui, (Mereka kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Az-Zikr (Al Quran), agar kamu menerangkan pada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan, Yakni: orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang Nabi dan kitab-kitab.  Yakni: perintah-perintah, larangan-larangan, aturandan lain-lain yang terdapatdalam Al Quran.
b.      Munasabah
Didalam ayat-ayat yang lalu, Allah SWT menjelaskan bahwa kaum musyrikin mengingkari kerasulan Muhammad SAW, dan menganiaya nabi dan pengikutnya sehingga mereka hijrah menyelamatkan diri. Hal ini menunjukkan bahwa kaum musyrikin tidak memerlukan nabi karena tidak meyakini hari kebangkitan dan pembalasan. Dalam ayat-ayat ini, Allah SWT menjelaskan pengingkaran mereka dalam bentuk lain untuk mendustakan kerasulan Muhammad SAW. Mereka menyangkal kerasulan Muhammad dengan mengatakan bahwa Allah akan mengirim utusan, tentu ia akan mengutus malaikat. Akan tetapi, alasan mereka tidak dapat dibenarkan karena selama ini Allah hanya mengutus manusia sebagai rasul untuk manusia.
c.       Asbabun Nuzul
Ibnu Jarir At-Thabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata: “ketika Allah mengutus Muhammad sebagai nabi, orang Arab mengingkarinya kemudian turunlah ayat ini.[10]
d.      Tafsir
(43) Allah menyatakan bahwa Dia tidak mengutus seorang rasulpun sebelum nabi Muhammad kecuali manusia yang diberinya wahyu. Ayat ini menggambarkan bahwa rasul-rasul yang diutus itu hanyalah laki-laki dari keturunan Adam a.s sampai nabi Muhammad SAW yang bertugas membimbing umatnya agar mereka beragama Tauhid dan mengikuti bimbingan wahyu. Oleh karena itu, yang pantas untuk melakukan hal itu adalah rasul-rasul dari jenis mereka dan berbahasa mereka. Pada waktu itu nabi Muhammad di utus, namun orang-orang Arab menyangkal bahwa Allah tidak mungkin mengutus utusan yang berjenis manusia. Mereka menginginkan agar yang diutus adalah seorang malaikat, seperti firman Allah dalam Q.S Al-Furqan ayat 7:
وَقَالُوا مَالِ هَٰذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الْأَسْوَاقِ ۙ لَوْلَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا
Terjemahan
Dan mereka berkata: "Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?,
(44) Setelah itu Allah SWT menjelaskan bahwa rasul itu diutus dengan membawa mukjizat yang membuktikan kebenaran mereka. Ayat ini juga menerangkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an kepada nabi Muhammad SAW supaya beliau menjelaskan kepada manusia ajaran, perintah, larangan, dan aturan hidup yang harusmereka perhatikan dan amalkan. Al-Qur’an juga mengandung kisah umat-umat terdahulu agar dijadikan suri tauladan dalam menempuh kehidupan di dunia. Nabi Muhammad juga diperintahkan untuk menjelaskan hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an dan merinci ayat-ayat yang bersifat global mengkhususkan yang bersifat umum, membatasi yang mutlak dan lain-lain agar mudah dicerna dan sesuai dengan kemampuan berpikir mereka.
Dalam akhir ayat ini, Allah menegaskan agar mereka memikirkan kandungan isi Al-Qur’an dengan pikiran yang jernih untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
e.       Analisa
Penjelasan Ayat diatas berkaitan dengan pengutusan nabi Muhammad sebagai rasul oleh Allah SWT yang diingkari oleh orang-orang Arab karena rasul sendiri dari golongan manusia bukan malaikatserta mukjizat Al-Qur’an yang diberikan kepada beliau berupa kebenaran yang berisi aturan dan larangan dalam kehidupan dunia. Kita sebagai mahasiswa harus kritis terhadap fenomena-fenomena aktual diera-modernisasi ini, banyak orang yang mengikuti jejak para tokoh idolanya seperti penyanyi Korea, bintang film ternama dan lain sebagainya. Mereka sangat menyanjungnya secara berlebihan, padahal mereka bukan siapa-siapa, mereka meniru dan mengikuti gaya hidup yang diidolakannya sampai ia tidak sadar apa yang diperbuatnya tersebut, apalagi banyak orang muslim yang mengidolakan orang non muslim. Seharusnya yang patut ditiru dan diteladani serta dicintai adalah Rasul kita Nabi Muhammad SAW, sebagai utusan Allah SWT, beliau dalah pendidik kita sebagai umat muslim yang membawa petunjuk kehidupan kita sesuai amalan yang terdapat didalam Al-Qur’an.
f.       Aspek Tarbawi
1).    Junjunglah tinggi rasul kita, ikutilah petunjuk beliau
2).    Patuhilah perintah dan nasihat guru
3).    Hormatilah para pendidik kita
4).    Jika anda ingin selamat dunia akhirat perhatikanlah rambu-rambu kehidupan yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadis.
2.3     Surah  Al-Kahfi Ayat 66
Surah ini terdiri atas 110 ayat, termasuk golongan surah makkiyah. Dinamai Al-Kahfi artinya gua dan Ashabul Kahfi yang artinya penghuni-penghuni gua. Kedua nama ini diambil dari kisah yang terdapat di surah ini pada ayat 29-26 tentang beberapa orang tersembunyi dan ditidurkan Allah di gua selama bertahun-tahun lamanya. Selain kisah tersebut terdapat pula beberapa kisah dalam surah yang kesemuanya mengandung iktibar dan penjelasan yang amat berguna bagi manusia dalam menjalani kehidupannya.
a.      Ayat 66
قَالَ لَهُ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰ أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
Terjemahan
Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk ?”
b.      Munasabah
Pada ayat-ayat yang lalu, Allah menjelaskan betapa keras kepala dan ingkarnya orang-orang musyrik dan orang-orang kafir yang menolak seruan yang disampaikan Rasulullah SAW. Padahal, perumpamaan dan kisah orang-orang yang dibinasakan Allah karena pembangkangan mereka, banyak dipaparkan dalam Al-Qur’an. Pada ayat-ayat berikut ini, digambarkan betapa gigihnya hati nabi Musa a.s untuk mendapatkan kebenaran dan kedalaman ilmu. Betapapun sulit dan penuh bahaya suatu perjalanan dan sukarnya cara yang harus ditempuh, namun ia pantang menyerah.[14]
c.       Asbabun Nuzul
Dalam Q.S Al-Kahf ayat 66 tidak terdapat asbabun nuzul.
d.      Tafsir
Dalam pertemuan kedua tokoh ini Musa berkata kepadanya, yakni kepada hamba Allah yang memperoleh ilmu khusus itu, “bolehkah aku mengikutimu secara bersungguh-sungguh supaya engkau mengajarkan kepadaku sebagian dari apa, yakni ilmu-ilmu yang telah diajarkan Allah kepadamu untuk menjadi petunjuk bagiku menuju kebenaran?”
Dalam ayat ini, Allah menggambarkan secara jelas sikap nabi Musa sebagai calon murid kepada calon gurunya dengan mengajukan pemintaan berupa pertanyaan. Itu berarti nabi Musa sangat menjaga kesopanan dan merendahkan hati. Beliau menempatkan dirinya sebagai orang yang bodoh dan mohon diperkenankan mengikutinya, supaya Khidir sedia mengajarkan ilmu yang telah diberikan kapadanya. Sikap demikian memang seharusnya dimiliki oleh setiap pelajar dalam mengajukan pertanyaan kepada gurunya.[16]
e.       Analisa
Analisa yang kami dapatkan dari penjelasan diatas adalah kitaharus sabar dalam menunut ilmu, taat kepada sang guru, berjuang untuk mendapat ilmu yang bermanfaat serta tidak boleh sombong atas apa yang kita miliki sebab semuanya hanya titipan dari Allah SWT. Berkaitan hal demikian, ada sebuah kisah nyata antara seorang guru dan murid, konteks ayat diatas adalah guru sabar dalam mengajar, sebaliknya murid juga harus sabar dalam menuntut ilmu, namun dalam kisah tersebut seorang guru tidak sabar menghadapi muridnya dikelas, hingga ia melemparkan sepatu ke muridnya, karena orang tuanya tidak menerima maka guru tersebut terjerat kasus hukum. Insiden diatas sering kita dengar guru yang menggunakan kekerasan terhadap peserta didik, namun banyak pula kita jumpai peserta didik yangtidak hormat terhadap gurunya.
f.       Aspek Tarbawi
1).    Bersabarlah dan berjuanglah dalam menuntut ilmu
2).    Siapapun guru kita, hormatilah dan sayangilah beliau
3).    Ikutilah dan bertanyalah kepada orang-orang yang berpengetahun.
4).    Berkumpulah dengan orang-orang soleh.









BAB III
PENUTUP

 3.1    Kesimpulan
1).    Q.S Ar-Rahman ayat 1-4
Ayat ini menjelaskan kenikmatan-kenikmatan yang diberikan Allah diantaranya: nikmat yang diberikan kepada seluruh makhluknya, nikmat mengajarkan Al-Qur’an kepada nabi Muhammad, nikmat menciptakan manusia dan memberikan akal pikiran untuk dapat mengungkapkannya (berbicara).
2).    Q.S An-Najm ayat 5-6
Pada ayat ini menjelaskan bahwa nabi Muhammad diajarkan membaca Al-Qur’an oleh malaikat Jibril, yang memiliki kekuatan-kekuatan luar biasa.
3).    Q.S An-Nahl ayat 43-44
Penjelasan dalam ayat ini bahwa nabi Muhammad diutus sebagai rasul yang menerima wahyu untuk disampaikan kepada umatnya, dan wahyu itu adalah Al-Qur’an yang kita kenal sebagai mukjizat beliau. Untuk dijadikan petunjuk atau pedoman hidup manusia.
4).    Q.S Al-Kahfi ayat 66
Dalam ayat tersebut menjelaskan kisah nabi Musa yang ingin berguru kepada nabi Khidir.
3.2     Kritik dan Saran
Dalam makalah ini kami menyadari terdapat banyak kekurangan baik dalam materi maupun penulisannya, oleh sebab itu kami bersedia menerima kritikan yang membangun demi kesempurnaan pembahasan dan penulisan makalah ini. Sebaiknya bagi anda para pengenyam pendidikan agar lebih kritis terhadap fenomena-fenomena disekitar, dan dapat mengintegrasikan antara fenomena tersebut dengan kalam Allah agar kita dapat mengambil pesan (hikmah) yang terkandung di dalamnya untuk dijadikan pembelajara dalam hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Maraghi, Ahmad Mustofa.1989. Tafsir Al-Maraghi jilid XIV. Semarang: Karya Toha Putra.
Al-Maraghi, Ahmad Mustofa. 1989. Tafsir Al-Maraghi jilid XXVII. Semarang: Karya Toha Putra.
Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an Bayan. Jakarta: Al-Qur’an Terkemuka.
Departemen Agama RI. 2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid IX. Jakarta: Lentera Abadi.
Departemen Agama RI. 2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid V. Jakarta: Lentera Abadi.
Shihab, Quraisy. 2002. Tafsir Al-Misbahjilid XIII. Jakarta: Lentera Hati.
Syihab, Quraisy. 2002. Tafsir Al Misbah Jilid VIII. Jakarta: Lentera Hati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar